BUKTI-BUKTI SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA.

 BUKTI-BUKTI SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA.


Masuknya Islam ke Indonesia tidak lepas dari adanya bukti-bukti yang dapat dijadikan dasar waktu dan tempat agama Islam masuk. Bukti-bukti masuknya Islam ke Indonesia tersebar di berbagai daerah yang ada di tanah air. Beberapa contoh bukti-bukti tersebut berupa; makam, masjid, ragam hiasan dinding, tata letak kota, dll. berikut adalah bentuk buktinya : 

1.        Makam Kubur

 

    Bukti yang paling terpercaya terkait kedatangan Islam ke Indonesia adalah makam kubur Fatimah binti Maimun bin Hibatillah di Leran Gresik, Jawa Timur. Beliau wafat pada abad ke-5 Hijriyah atau abad ke-11 Masehi. Pada batu nisannya tertulis dengan bahasa Arab dengan model kaligrafi Kufik Timur.




    Selain itu ada juga makam kubur Sultan Malik as-Shalih di Gampong, Samudra Pasai, Aceh. Beliau wafat pada abad ke-9 Hijriyah. Bentuk tulisan pada batu nisannya adalah dengan bahasa Arab model Tsulus. Di Samudra Pasai Aceh juga terdapat makam kubur Sultanah Nahrisyah

 
    yang bertulisan huruf Arab model Tsulus. Beliau wafat pada abad ke-9 Hijriyah juga. Di Gresik juga terdapat makam kubur Maulana Malik Ibrahim yang bertuliskan huruf Arab model Tsulus. Beliau wafat pada abad ke-9 Hijriyah.


2.        Bangunan / Arsitektur


Ada dua nama bangunan yang menjadi bukti sejarah masuknya Islam ke Indonesia yakni:


a)      Masjid

Bangunan masjid merupakan peninggalan yang dianggap sakral. Kehadiran para pembawa agama Islam sejak awal di Indonesia memiliki komunitas-komnitas yang bertempat tinggal di beberapa wilayah tersebar di Indonesia.


Bangunan masjid biasa terdapat di sekitar istana kerajaan-kerajaan Islam yang ada di berbagai daerah. Bukti bangunan masjid terdapat dalam cerita perjalanan Ibnu Battuta, pada saat mengunjungi kerajaan Samudra Pasai di Aceh, dan gambar di bawah ini adalah sebuah masjid kerajaan samudra pasai : 




b)      Kraton/ Istana

Kraton tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal seorang raja. Tapi juga sebagai pusat pemerintahan. Pada umumnya, kraton menghadap ke utara dan mempunyai tiga halaman yakni: halaman kesatu, kedua, dan ketiga. Halaman kesatu terdapat bangunan kraton atau dalem. Bangunan ini menjadi tempat tinggal raja/sultan dan keluarganya.

Bangunan ini juga bersifat semi sakral karena ada anggapan tradisi pada saat kraton dikuasai agama Hindu/Budha. Dan pada halaman ketiga terdapat bangunan tempat menerima tamu, yang mana dinamakan dengan Srimanganti.


Kraton-kraton Islam didirikan sejak abad ke-16 Masehi. Setelah adanya pengaruh seni bangunan Islam dan Eropa. Bangunan keraton tidak hanya menggunakan kayu, tetapi juga dengan menggunakan batu bata. Bangunan kerajaan- kerajaan Islam yang menggunakan kayu dan batu bata adalah Kerajaan Aceh, Kerajaan Banten, Kerajaan Cirebon,Kesultanan jogjakarta, dan kasunanan solo.





3.        Ragam Hias


Ragam hias sangat berhubungan dengan bukti-bukti bangunan atau tempat-tempat peninggalan Islam. Pada ragam hias terdapat bentuk-bentuk kaligrafi yang indah. Kaligrafi tersebut menyerupai bentuk tumbuhan, geometrik, binatang, dan makhluk hidup lainnya. Bentuk ragam hias juga banyak. terdapat pada bukti peninggalan bangunan nisan kubur yang tertulis dengan bahasa Arab dan menggunakan model kaligrafi bermacam-macam.


Selain kaligrafi, ada juga relief-relief bertulisan Arab yang terdapat pada dinding masjid dengan bentuk seperti makhluk hidup (gajah, ular, kepiting, kera, dll). Ragam hias pada kerajaan Islam berupa geometri maupun floralistik.



Dan gambar berikut ini merupakan Ragam Hias berupa Nisan Kaligrafi Sunan Gresik atau nama lainnya adalah maulana malik Ibrahim :




4.        Tata Letak Kota


    Model tata letak kota sejak awal kedatangan Islam ke Indonesia sangat terlihat jelas keberadaannya. Lokasi kota tertata dengan rapi dan saling berkaitan /berhubungan kemanfaatannya. Tata letak kota biasanya mengatur bangunan-bangunan atau lokasi yang strategis seperti kraton/istana, masjid, alun-alun (lapangan), pasar, pemukiman penduduk,makam, dan tempat/sarana pertahanan keamanan.


Sebagai contoh tata letak yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, bangunan kraton berdekatan dengan bangunan/ tempat yang strategis. Sebelah utara dan selatan ada alun- alun yang sangat luas, biasanya dimanfaatkan sebagai tempat perayaan-perayaan tertentu. Sebalah Barat Laut kraton terdapat Masjid Gede Kauman yang berfungsi sebagai pusat keagamaan dan dakwah agama Islam. Sebalah utara terdapat pasar induk Beringharjo yang memiliki fungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi dan perdagangan masyarakat. Sebelah selatan juga terdapat makam para raja dan keturunannya. Selain di D.I.Yogyakarta, tata letak kota yang sama juga




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " BUKTI-BUKTI SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA."

Posting Komentar